Article 1
Add some info about this item
Usually, most of the collaboration project between two fashion/lifestyle labels doesn’t go beyond products. But, Bluesville (fashion label inspired by world cultural heritage and fine clothing) and Voyej (quality handcrafted leather goods), decided to break that mold by turning their aim of bringing a new physical experience for their customers into a concept lifestyle store. Thus, STOW was born.
Located in Common House, visitors will be able to come in direct contact with the products from these two labels, which previously are only available online or other boutique stores. Other than allowing visitors to ‘see’ and ‘touch’, through STOW, newcomers or fans of these two brands are also able to get a better grasp on their essence and philosophy through the elements displayed in the store.
With STOW, fans of Bluesville’s refined clothing, which marries traditional techniques like Batik with modern silhouette, are now exposed to Voyej, which is known for its high quality lifestyle products and vice versa.
And as for the followers of these two labels? Talk about killing two birds with one stone.
Apakah anda tahu?
Ada beberapa manfaat yang didapatkan oleh produsen dan Negara bila produk dalam negri bisa bersaing di mancanegara. Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Indak Sukmaningsih mengatakan dari sisi ekonomi akan mendongkrak produksi dan pendapatan per kapita.
Penggunaan produk-produk dalam negeri, kata Indah, akan meningkatkan kapasitas produksi industri baik kecil, menengah, dan besar. Kenaikan kapasitas produksi ini jelas akan memberi dampak positif pada peningkatan pendapatan dan pembukaan lapangan kerja.
Bayangkan bila Indonesia tidak mempunyai rakyat yang menganggur lagi, mungkin kita tidak perlu iri dengan Negara tetangga yang Negara terlihat indah tanpa kawasan kumuh. Hal ini disebabkan karena warga di Negara tetangga sudah terlebih dahulu bangga dengan produk yang dibuat oleh Negara mereka sendiri, dan oleh karena itu minim lah pengangguran yang ada di Negara mereka.
Jadi, bagaimana menurut pendapat fesyen people?
Apakah mau terus menggunakan produk asing atau mau memajukan bangsa kita sendiri?